Underestimate, atau bisa diartikan menganggap enteng. “Cepat kok, paling lewat pinggir jalan juga cepat sampai.”, “Jalannya pelan saja kok, jadi gak bahaya”… Menganggap enteng resiko-resiko yang bisa saja muncul. Penyebab ini adalah penyebab yang paling banyak membuat orang-orang enggan memperhatikan keamanan berkendara.
Over Confidence, atau terlalu percaya diri atau menganggap keahlian diri terlalu tinggi. “Gue ? Jatoh ? Gak mungkin..”, “Saya sudah bisa naik motor sejak kelas 6 sd, jadi gak usah ngajarin saya cara bawa motor !!”… Biasanya mereka-mereka yang telah lama berkendara motor, atau biasanya dari kalangan pembalap atau mereka-mereka yang “merasa pembalap”. Karena terlalu tingginya keyakinan diri, mengakibatkan seseorang menjadi terbutakan dan tidak mampu lagi menilai resiko secara proporsional.
Confident Through Arrangement. percaya bahwa segala sesuatunya sudah aman. “Motor manteb neh, abis service, jadi gak bakal ada masalah”… Dari kondisi lingkungan ataupun kondisi kendaraannya. Berkendara di tengah malam adalah salah satu contoh, dimana kita yakin bahwa jalanan akan sangat sepi, hingga kecepatan ditambah. “Tahukah anda, bahwa bukan hanya anda yang merasa jalanan itu sepi ditengah malam ?”.
Permissive. Pederitaan ringan yang lantas dijadikan alasan untuk tidak mau memikirkan resiko. “Gile, panas-panas gini suruh pake helm ?”, “Repot amat, mau jalan harus pake ini, itu, siap-siap aja harus ber jam-jam”… Kadang rasa panas dan pengap mengenakan helm fullface, dan menggantinya dengan helm halfface. Rasa malas menjadikan orang menjadi “permissive” dan mengabaikan resiko-resiko yang bisa timbul.
0 comments:
Udah baca jangan bengong aja
Kasih komen dan masukannya dong... !